Senam Cegah Stunting Serentak Masuk Rekor MURI

Create: Sat, 28/09/2024 - 09:39
Author: Ahmad

 

KOTA TEGAL, eWarta.co -- Pelaksanaan Senam Cegah Stunting Rame-rame yang di gagas oleh Universitas Alma Ata bersama Pemerintah Kota Tegal masuk dan tercatat dalam Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam kategori pelaksanaan Senam Cegah Stunting Serentak dengan lokasi terbanyak, yang dilaksanakan di 52 titik, Kamis (26/9/2024) pagi.

Sebagai lokasi tempat penyerahan piagam dan pusat kegiatan di Pendopo Ki Gede Sebayu dan Halaman Pendopo Ki Gede Sebayu, Komplek Balai Kota Tegal. Acara di Balai Kota Tegal tersebut dihadiri, Pj. Wali Kota Tegal, Dadang Somantri, Sekretaris Daerah Kota tegal, Agus Dwi Sulistyantono, bersama Rektor Universitas Alma Ata, Hamam Hadi.

Sekretaris MURI, Sri Widayati pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa total ada 52 titik pelaksanaan Senam Cegah Stunting, dengan peserta yang mengikuti senam tersebut tercatat ada 3.756 peserta. Jumah tersebut menurutnya bisa bertambah, dikarenakan daftar peserta masih ada yang terkendala.

Sri Widiyati menjelaskan bahwa Senam Cegah Stunting Rame-rame merupakan salah satu inovasi yang dibuat oleh Universitas Alma Ata, yang dirancang sebagai salah satu sarana untuk edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat luas dengan tujuan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.

"Kami mewakili Ketua Umum MURI, Pak Jaya Suprana pada hari ini mengukuhkan sekaligus mengesahkan bahwa Senam Cegah Stunting serentak di lokasi terbanyak, di 52 lokasi resmi tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia," kata Sri.

Pj. Wali Kota Tegal, Dadang Somantri pada kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Universitas Alma Ata yang sudah memberikan kehormatan kepada Pemerintah Kota Tegal pada pelaksanaan pemecahan rekor MURI, kategori pelaksanaan Senam Cegah Stunting Serentak dengan lokasi terbanyak dan Kota Tegal menjadi lokasi utama pelaksanaan giat tersebut.

Mudah-mudahan senam ini akan terus membumi, sehingga mengingatkan kita bahwa ancaman stunting itu selalu ada ketika kita keliru memberikan pola makan pola asuh terhadap anak-anak kita.(Wah/hms)