Menempuh Jalur Daring dalam Praktikum di Laboratorium Tumbuh Kembang Kebidanan Efektif Dilaksanakan di Tengah Pandemi Covid-19

Yeki Supriaten Aisyah
Create: Thu, 03/11/2021 - 21:19
Author: Alwin Feraro
Tags

 

Oleh : Yeki Supriaten Aisyah ( 4007190028 )

Bayi memiliki beberapa tahap tumbuh kembang dari usia 0-12 bulan. Mengetahui tahap perkembangan bayi dapat memberikan rangsangan yang tepat untuk membantu proses tumbuh kembangnya. Selain itu, hal ini bertujuan untuk memantau dan menangani masalah atau gangguan yang mungkin timbul pada proses tersebut.

Bayi baru lahir sampai usia satu bulan akan kehilangan sekitar 10% berat badan pada hari kedua. Namun, hal ini normal. Dia akan mendapatkan berat lahirnya kembali ketika memasuki minggu kedua. Setelah itu, berat bayi akan bertambah 30 gram setiap harinya. Dalam satu bulan panjang badan bayi juga akan bertambah sekitar tiga sampai empat senti meter dari panjang lahirnya. Selain itu, lingkar kepala juga akan bertambah hingga 2,5 cm. Mata bayi pada tahap ini normal terlihat seperti belum fokus dan kadang terlihat seperti juling.

Pada tahap usia satu sampai tiga bulan, berat bayi akan bertambah sekitar 680-910 gram setiap bulannya. Panjang badan akan bertambah sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Lingkar kepala juga akan bertambah sekitar 1,25 cm setiap bulan. Pada usia ini, biasanya perkembangan bayi sudah bisa mengangkat kepala dan dada ketika berada dalam posisi tengkurap, mata  mulai merespons dengan mengikuti gerakan benda dan cahaya di sekitarnya, memainkan jari-jari dan kaki, mampu membedakan suara, dan mencoba mengambil benda-benda yang menggantung, meski dia belum mampu menggapainya.

Pada saat masa tumbuh kembang ini, aktivitas memantau dengan tutorial yang biasanya akan dilaksanakan di laboratorium khusus justru dilakukan dengan daring. Memangkas aktivitas normal sejak pandemi melanda, hal yang sedikit merepotkan. Sebab, membatasi ruang gerak dan hanya menonton video di rumah.

Beruntung pandemi datang di masa teknologi telah berkembang pesat, bagaimana jika terjadi di era belum ada kecanggihan digital? Bisa dibayangkan betapa sulitnya para mahasiswa kebidanan dalam melakukan berbagai macam kegiatan praktik. Namun, di balik semua bencana selalu terlahir hikmah terbaik.

Bersama COVID-19 yang melanda sepanjang tahun 2020, para mahasiswa kebidanan dituntut tidak hanya menguasai teknik belajar biasa. Namun, ada sistem daring yang memudahkan setiap pembelajaran sehingga setiap kegiatan di kampus masih bisa terlaksana walau sambil bersantai di dalam rumah.

Dengan demikian, aktivitas di laboratorium tumbuh kembang pun tetap berlangsung, sekalipun melalui daring. Kalau mengharuskan bertatap muka, akan tetap dilaksanakan dengan prosedur kesehatan yang telah ditetapkan oleh WHO. Jadi, tanpa mengurangi tasa aman, setiap kegiatan di kampus masih bisa terlaksana dengan lancar tanpa perlu takut pada bayang-bayang pandemi.

Denah Laboratorium Tumbang Selama Pandemi Covid Denah Laboratorium Tumbang Selama Pandemi Covid

Denah di atas menjelaskan kendali protokol kesehatan di ruang laboratorium tumbang diaplikasikan sesuai standart yang ada, jarak minial antara Mahasiswa benar-benar diperhatikan. Disesuaikan dengan aturan dasar ruang gerak yang telah diatur berdasarkan prosedur. Hal tersebut memungkinkan kegiatan bisa tetap berlangsung selama pandemi melanda.

Segala upaya yang dilakukan pada masa pandemi ini bertujuan agar Mahasiswa tetap mendapat ilmu pengetahuan serta praktik walau dalam keterbatasan ruang gerak. Sekalipun pada berbagai teori masih diberlakukan daring, setidaknya pemakaian laboratorium tumbang dengan modifikasi pemberlakuan sistem sesi pun mampu mengantisipasi macetnya kegiatan praktikum yang diresahkan oleh sebagian orang, baik orang tua maupun mahasiswa sendiri. Selain itu, dosen pembimbing memiliki alternatif lain dengan memberikan teori secara live ketika daring.

Saat ini, pembelajaran masih diberlakukan secara online. Untuk praktikum dan teori ditempuh melalui jalur aplikasi pendukung seperti zoom. Meskipun pada saat ujian harus datang ke kampus dengan prosedur kesehatan lengkap. Namun, harus menyaksikan praktik ketika daring, jauh berbeda dengan saat melakukan secara langsung. Sebab, gangguan sinyal terkadang membuat proses praktik menjadi terhambat. Selain itu, praktik melalui video kurang memaksimalkan kemampuan para mahasiswa dalam penerapan nyata.

Kendala terberat saat melakukan praktikum secara online adalah proses lambat, butuh persiapan dua kali lipat dibanding praktik normal. Selain menyiapkan alat dan bahan praktik, para mahasiswa pun dituntut memiliki keahlian dalam menemukan tata letak kamera agar hasil bagus serta jelas dengan kualitas yang bisa dipahami semua orang. Hal tersebut menyulitkan sekali, berbeda jauh dengan metode praktik secara langsung yang dikerjakan saat tatap muka.

Diperlukan kerja sama baik antara semua pihak, baik manajemen pendidikan dan pengelola laboratorium juga dosen serta mahasiswa sendiri. Jika semua itu tercipta maka tujuan pembelajaran akan tercapai sehingga keterampilan dari pembelajaran praktikum pun menuai hasil di sela keterbatasan ruang gerak berdasarkan pada protokol kesehatan yang ada. Yang terpenting mematuhi setiap aturan yang berlaku dalam setiap melakukan aktivitas sehingga setiap kegiatan di laboratorium pun masih bisa dilakukan meski tak sesering di waktu normal.

Semoga pandemi Covid-19 segera berlalu agar segala hambatan kegiatan pembelajaran di laboratorium terlaksana dengan lancar sehingga setiap pembelajaran membuahkan hasil maksimal. Tak ada lagi kesulitan dalam melaksanakan praktikum dan kembali pada masa-masa normal tanpa harus memiliki batas dalam bergerak.