Kunjungi Festival Tabut, Anggota DPR RI Erna Sari Dewi Memberikan Apresiasi dengan Situasi Efisiensi Anggaran

Create: Fri, 04/07/2025 - 18:04
Author: Redaksi

 

BENGKULU, eWarta.co -- Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Bengkulu, Hj. Erna Sari Dewi, S.E., melakukan pemantauan langsung pelaksanaan Festival Tabut tahun 2025 yang bertempat di Sport Center jalan Pariwisata Kota Bengkulu. Erna sebagai anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi Penyiaran dan pariwisata ini menyatakan, bahwa dirinya telah mengikuti perkembangan festival ini sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan.

Foto: ewarta.co

“Tabut ini adalah bagian dari kekayaan budaya dan pariwisata Bengkulu. Masuknya Tabut dalam 50 besar event nasional Kharisma Event Nusantara (KEN) merupakan sebuah kebanggaan. Oleh karena itu, saya ingin memastikan bahwa pelaksanaan festival ini berjalan baik dan sesuai rencana,” ujar Erna saat diwawancarai wartawan wartawan, Jumat (4/7/2026).

Erna mengungkapkan bahwa, dirinya telah berkoordinasi sejak awal dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu. Ia bahkan turun langsung ke lapangan bersama Kepala Dinas Pariwisata untuk melihat persiapan sejak tahap awal.

“Mulai dari perencanaan, persiapan pendirian tenda hingga pelaksanaan, saya selalu memantau agar event ini berjalan lancar dan sukses,” lanjutnya.

Tak hanya itu, Erna juga mengupayakan agar pejabat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dapat hadir dalam acara penutupan Festival Tabut nanti.

“Saya sudah menjalin komunikasi dengan pihak kementerian, dan sedang berusaha agar Ibu Menteri atau setidaknya Wakil Menteri bisa hadir di penutupan besok malam, Sabtu 07/07/2025 malam Minggu, ini penting sebagai bentuk dukungan langsung pemerintah pusat terhadap pariwisata daerah,” jelas Erna.

Menurutnya, penyelenggaraan Tabut tahun ini memang mengalami sejumlah perubahan, salah satunya lokasi yang baru. Meski masih ada beberapa kekurangan teknis di lapangan, ia menilai semuanya masih dalam batas wajar.

“Kekurangan itu bisa kita maklumi, mengingat keterbatasan anggaran dan penyesuaian lokasi yang baru. Tapi ini justru jadi bahan evaluasi agar ke depan lebih baik lagi,” katanya.

Erna juga menyoroti pentingnya penataan stand bazar dan antisipasi terhadap cuaca, khususnya hujan. Ia menyarankan agar ke depan, tenda-tenda pedagang bisa dibuat lebih tertutup dan nyaman.

“Tadi saya lihat kondisi tenda, dan saya pikir kita perlu siapkan solusi jika hujan turun, agar pedagang dan pengunjung tetap nyaman,” jelasnya.

Meski begitu, ia mengapresiasi pengamanan dan sistem pemantauan yang dinilai cukup baik. Tahun ini, untuk pertama kalinya pelaksanaan Festival Tabut dilengkapi dengan enam pos pengamanan dan kamera pengawas (CCTV) di sejumlah titik.

“Ini perkembangan yang patut diapresiasi. Adanya CCTV dan pos keamanan menunjukkan peningkatan dalam manajemen event, walau tentu masih perlu ditingkatkan lagi ke depan,” tegasnya.

Ia juga menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa stans bazar milik umkm dan pedagang di area festival Tabut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Murlin Hanizar, S.P., M.Si., mengonfirmasi bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Ibu Erna Sari Dewi, terutama dalam pelaksanaan Festival Tabut.

“Beliau selalu turun langsung memantau sejak H-7, saat pemasangan tenda-tenda dan penataan arena festival. Kami berdiskusi bersama promotor, aparat keamanan, dan unsur lainnya untuk kelancaran kegiatan,” ujar Murlin.

Ia mengakui bahwa penyelenggaraan tahun ini belum sempurna. Beberapa kekurangan seperti keterbatasan fasilitas dan penataan area memang masih menjadi catatan.

“Awalnya kita siapkan tenda gratis untuk 30 pedagang UMKM, tapi karena antusiasme tinggi, jumlahnya bertambah menjadi 46. Kita juga sediakan dapur umum gratis,” jelasnya.

Sementara itu, tenda-tenda berbayar seperti tenda roder dikelola oleh promotor. Mereka tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah daerah, melainkan menyewa langsung kepada pengelola kawasan.

“Biaya sewa Sport Center misalnya, sebesar Rp127 juta, itu sepenuhnya ditanggung pihak promotor. Pemerintah tidak membiayai,” tegas Murlin.

Ia berharap lokasi yang saat ini digunakan, meskipun jarang dipakai untuk event besar sebelumnya, bisa terus dikembangkan ke depan.

“Kami akan evaluasi dan menyampaikan masukan kepada Pak Gubernur agar lokasi ini bisa dioptimalkan dan kekurangan teknis bisa diperbaiki pada pelaksanaan festival berikutnya,” imbuhnya.

Festival Tabut dilaksanakan setiap tahun, mulai tanggal 1–10 Muharram ini memang menjadi ikon budaya Bengkulu. Masyarakat berharap, dengan perhatian dari berbagai pihak, pelaksanaan festival di tahun-tahun mendatang bisa lebih meriah dan profesional. (**)