Tokoh-Tokoh Blitar Selatan Kaji Pemekaran Wilayah Blitar Selatan

Create: Thu, 02/23/2023 - 14:24
Author: Redaksi
Tags

 

Blitar, eWarta.co  - Akibat kekecewaan Warga Masyarakat Blitar selatan dengan Penguasa saat ini tentang pemerataan pembangunan wilayah Blitar selatan, tokoh-tokoh pergerakan Blitar Selatan mulai serius untuk membahas terkait pemekaran wilayah.

Tokoh - Tokoh pergerakan Blitar Selatan Malam ini, Kamis (23/02/2023) pukul 19.00 WIB, berlokasi di Bale Kinanthi, Kecamatan Garum, akan menggelar Sarasehan “Persiapan Usulan Pemekaran Wilayah Blitar Selatan Menjadi Otonomi Sendiri”.

Agenda progresif ini digagas oleh para aktivis yang terkenal dalam membela kepentingan masyarakat Blitar Selatan, diantaranya Bianto Budiman, Joko Wiyono dari Ormas Gannas, Supriarno, Wigig Harsiwidodo, serta masih banyak tokoh lainnya.

“Jadi semua bersumber dari kekecewaan terhadap penguasa selama ini yang gagal dalam pemerataan pembangunan, khususnya bagi wilayah Blitar Selatan. 

Utamanya terkait memanfaatkan potensi ekonomi dan sumber daya di Blitar Selatan,” ungkap Bianto Budiman, salah satu aktivis putra daerah Blitar Selatan.

Mempertegas argumen tersebut, Joko Gannas sapaan akrab Joko Wiyono, mengatakan penguasa saat ini gagal dalam menjalankan visi misinya, khususnya bagi masyarakat Blitar Selatan yang selama ini terkesan dianak tirikan oleh penguasa.

Penguasa sejak pertama dilantik hingga 3 tahun berjalan sekarang, gagal menjalankan visi misinya. Pendidikan, mana sih? Kesejahteraan, mana sih? pembangunan? apa lagi. Semua kegagalan terlihat tetang benderang. Ketika masyarakat menyampaikan aspirasi, yang dijadikan bember AG 2 (Wakil Bupati), sebenarnya yang Bupati siapa?,” tegas Joko Gannas.

Joko menyebut, Blitar Selatan sudah memenuhi syarat untuk memiliki otonomi sendiri. Ia menyebut wilayah Blitar Selatan memiliki 7 Kecamatan yang memiliki 75 desa. Selain itu, dirinya menilai Wilayah Kabupaten Blitar terlalu besar untuk dikelola secara terpusat seperti sekarang.

“Terlalu besar, apa lagi jika penguasanya tidak bisa mengelolanya, hasilnya apa? ya banyak wilayah khususnya Blitar Selatan yang terlantar seperti selarang,” imbuhnya.

Salah satu aktivis asli Blitar Selatan lainnya, Wigig Harsiwidodo menambahkan, sudah saatnya Blitar Selatan mempunyai otonomi sendiri. Mengingat potensi ekonomi dan sumber daya Blitar Selatan yang melimpah.

“Potensinya besar, tapi kalau gak dimanfaatkan jadi percuma, masyarakat Blitar Selatan tidak bisa menerima manfaatnya. Dari pembangunan saja, jalan-jalan Blitar Selatan tidak pernah diurus, dibiarkan rusak selama bertahun-tahun. Jadi kami merasa dianak tirikan, maka sudah saatnya Blitar Selatan menjadi wilayah otonomi sendiri,” jelas Wigig.

Sarasehan nanti malam juga akan dihadiri seluruh tokoh masyarakat di Blitar Selatan. Langkah ini menjadi bukti, betapa seriusnya masyarakat Blitar Selatan menginginkan pemekaran wilayah. Pembahasan serta study banding ke beberapa wilayah hasil pemekaran pun akan dilakukan secepatnya setelah agenda Sarasehan ini.(Bas)