Bengkulu, eWARTA.co -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu Herwan Antoni menyebutkan potensi penularan virus cacar monyet atau mongkey fox pada komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau yang dikenal dengan LGBT lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain.
"Aktivitas seks bebas yang memiliki kecenderungan prilaku hidup tidak sehat membawa dampak signifikan terhadap penularan penyakit ini. Namun bukan berarti komunitas ini yang menjadi penyebab utama cacar monyet melainkan menjadi salah satu kelompok penular," kata Herwan Antoni, Minggu (5/6/2022).
Herwan mengatakan cacar monyet adalah penyakit yang mudah menular melalui kontak langsung maupun lewat peredaran udara. Sehingga bagi masyarakat yang memiliki riwayat perjalan ke daerah pandemi tentu memiliki resiko lebih tinggi.
"Penting untuk dicatat bahwa risiko cacar monyet tidak terbatas pada pria yang berhubungan seks dengan pria. Siapa pun yang memiliki kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi jadi berisiko," katanya.
Penyakit monkeypox ini sedang meluas di beberapa negara di mana virus sebelumnya tak biasa ditemukan, terutama di Eropa.
"Beberapa dari kasus ini ditemukan di komunitas gay, biseksual, dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, jadi kelompok tersebut lebih rentan terkena wabah ini," kata Herwan.
Kendati di Indonesia belum ada kasus penyebaran virus ini, namun diharap masyarakat dapat melakukan upaya deteksi dini dan menerapkan gaya hidup sehat. (Bisri)