BENGKULU, eWarta.co -- Perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang semakin pesat bagi dunia pendidikan mengubah cara peneliti, pendidik, dan mahasiswa dalam bekerja dan belajar. Dengan meningkatkan produktivitas penelitian dan meningkatkan hasil pembelajaran, AI memiliki potensi untuk mengubah banyak aspek pendidikan. Artikel ini membahas kondisi AI saat ini di dunia perguruan tinggi, menyoroti manfaat, tantangan, dan arah masa depannya.
Penggunaan AI telah menjadi pro dan kontra ditengah masyarakat. Di kalangan akademisi sendiri sepertinya tidak ada satu suara dalam mendukung perkembangan teknologi yang tidak bisa dihindari ini. Sebagai contoh, ada yang berpendapat bahwa cara konvensional atau ‘manual’ dalam menulis tugas kuliah lebih efektif untuk memancing cara berpikir kritis mahasiswa. Di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa AI mampu meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan oleh dosen.
Banyak sekali AI yang menyediakan layanan dalam menghasilkan tulisan akademik maupun non akademik secara gratis maupun berbayar, seperti ChatGPT, Gemini AI, Perplexity, dan lain-lain. AI ‘si penulis instan’ ini bekerja dengan menggunakan algoritme canggih untuk menganalisis pola, kosakata, dan aturan tata bahasa dari teks yang ada untuk menghasilkan tulisan yang baru. Sehingga data atau tulisan yang dibutuhkan bisa didapatkan dalam hitungan detik.
Kecanggihan AI telah menghadirkan banyak pilihan yang dapat digunakan dalam berbagai tahapan penulisan karya tulis ilmiah, mulai dari pencarian atas pertanyaan yang berhubungan dengan judul tulisan ilmiah, hingga ada yang dapat melakukan analisis big data untuk mendukung pembuktian hipotesis. Dengan sekali klik saja pengguna dapat memperoleh berbagai informasi yang terkait dengan tulisan yang akan dibuat.
Dalam pengajaran di kelas, AI dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar sesuai kebutuhan mahasiswa yang dapat memberikan umpan balik secara langsung. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk lebih cepat dalam menyelesaikan tugas, sehingga mereka dapat memangkas target waktu yang ditentukan. Dalam diskusi kelas, AI juga dapat membantu mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Informasi yang didapatkan dari teknologi ini membuat diskusi kelas menjadi lebih dinamis.
Salah satu penelitian di Indonesia yang meneliti persepsi mahasiswa terhadap penggunaan Quillbot dalam penulisan karya ilmiah berbahasa Inggris menemukan adanya peningkatan terhadap keterampilan menulis mahasiswa. Hal ini dukung dengan tersedianya fitur-fitur yang mudah digunakan, seperti fitur paraphraser yang dapat memparafrase kalimat dan grammar checker yang dapat meningkatkan keterampilan tata bahasa dan pemilihan kata dalam penulisan akademik.
Pengguna AI di dunia akademik sangat terbantu dengan berbagai aplikasi AI yang dapat memparafrase tulisan yang didapatkan dari AI ‘si penulis instan’. Dengan kemampuan mereformulasi teks, aplikasi AI ini dapat membantu mahasiswa, dosen, atau peneliti dalam menyusun ulang ide mereka tanpa mengorbankan keaslian sumber referensi.
Namun, selain berbagai manfaat yang didapatkan, pengunaan AI juga memiliki tantangan tersendiri yang sebaiknya diperhatikan. Tidak semua informasi yang tersedia dari aplikasi canggih ini akurat. AI juga dapat menghasilkan informasi yang berpotensi bias yang dapat merugikan penggunanya. Oleh sebab itu, penting sekali untu membaca beberapa referensi untuk menghasilkan tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pengalaman belajar secara real-time yang dihadirkan AI kepada mahasiswa dapat menimbulkan ketidakseimbangan apabila tidak dibarengi dengan pendampingan oleh dosen. Meskipun AI dapat memberikan respon cepat, peran dosen dalam memberikan panduan, dukungan, dan pengawasan tetap sangat penting dalam mencapai pembelajaran yang efektif.
Dampak negatif lain dari penggunaan teknologi tingkat tinggi ini adalah semakin besarnya ketergantungan pengguna yang berisiko terhadap kecurangan akademik. Ada kemungkinan bahwa tidak semua dosen terpapar dengan aplikasi pengecekan tingkat plagiasi mahasiswa. Tugas yang diberikan mungkin saja berasal dari aplikasi AI yang langsung disalin tanpa diparafrase terlebih dahulu.
Masa depan AI dalam bidang akademik menuntut pendekatan strategis dan holistik yang mengintegrasikan pendidikan, perencanaan, dan penelitian. Ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk penggunaan AI dimasa mendatang. Institusi pendidikan perlu terlibat duduk bersama mendiskusikan dampak AI pada praktik administratif, pengajaran, dan penelitian. Dalam hal ini, demi meminimalisir dampak-dampak tak terduga dari AI, sebaiknya institusi pendidikan perlu menciptakan peraturan dalam penggunaan AI demi menghindari penyalahgunaan.
Kesimpulannya, meskipun AI menawarkan berbagai manfaat yang signifikan bagi dunia pendidikan, akan tetapi pengguna sebaiknya memperhatikan masalah yang berkaitan dengan literasi digital, data privasi, dan penggunaan alat AI secara bijak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan kata lain, pemanfaatan AI dapat lebih maksimal jika diimbangi dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.
Penulis; Ade Sissca Villia, MA
Dosen Program Studi Promosi Kesehatan Kemenkes Poltekkes Bengkulu