BMKG Pasang 300 Sensor Gempa di Bengkulu

Kepala BMKG Fatmawati Bengkulu, Klause JA Damanik
Create: Sat, 13/02/2021 - 14:27
Author: Alwin Feraro
Tags

 

BENGKULU,eWARTA.co -- Pejabat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menyebutkan pihaknya telah memasang 300 konfigurasi sensor gempa dan tiga sirine peringatan sebagai bentuk mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah ini.

Kepala Stasiun Geofisika Kepahiang, Litman mengatakan 300 seismograf ini dipasang pada 5 titik berbeda di 10 kabupaten/kota. Ada penambahan 50 sensor yang dipasang di 5 titik lokasi pada Tahun 2020 di antaranya Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko, Armajaya Kabupaten Bengkulu Utara, Ulu Talo Kabupaten Seluma, dan Muara Saung Kabupaten Seluma.

"Target minimal 500 sensor kami pasang di seluruh wilayah Bengkulu," kata Litman, Sabtu (13/2/2021).

Litman mengatakan konfigurasi sensor berperan penting dalam kualitas parameter epicenter dan hiposenter hasil analisis signal gelombang seismik yang dipancarkan dari sumber gempa bumi.

Sementara itu Kepala BMKG Fatmawati Bengkulu, Klause JA Damanik mengatakan 3 sirine peringatan dini tsunami yang ada di wilayah perkantoran dinas gubernur dan pusat olahraga Pantai Panjang Bengkulu, diperbaharui lantaran alat tersebut memiliki jangka waktu operasi keakuratan.

"Tahun ini ada pemasangan ulang sirine di satu lokasi dan ada penambahan tempat baru di area kantor camat Ratu Samban," katanya.

Wilayah Pantai Barat Bengkulu, memiliki risiko bencana tsunami yang tinggi karena wilayahnya yang berhadapan langsung dengan sumber gempa megathrust di Samudra Hindia.

Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi bencana, Klause lanjut, BMKG selalu siap memberikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami yang cepat dan akurat. Peringatan dini tsunami yang disebarluaskan oleh BMKG akan diterima oleh pemerintah daerah, para pemangku kepentingan dan masyarakat melalui beragam moda diseminasi seperti WRS, aplikasi android WRS mobile dan Info BMKG, sms, email, fax, website, dan media sosial.

"Upaya mitigasi bencana tsunami bertujuan memperkecil risiko bencana yang mungkin terjadi, maka dalam mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami perlu dilakukan pelatihan dan pengembangan wawasan," kata Klause.

Untuk itu, lembaga kebencanaan perlu terus meningkatkan kemampuan, sarana dan prasarana dalam menghadapi tsunami. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam merespon peringatan dini tsunami dari BMKG, pemasangan sirene tsunami, penyiapan jalur dan rambu evakuasi, serta membangun tempat evakuasi sementara.

Selain itu, dibentuk pula Tim Siaga Bencana di Kelurahan Penurunan, Kelurahan Lempuing, anggotanya terdiri dari warga masyarakat yang mampu dan aktif sebagai pengerak dalam penanggulangan bencana tsunami di daerahnya. (Bisri)